Minggu, 13 April 2008

Lukman Sardi Reuni di 'IN THE NAME OF LOVE'

Pernah beradu akting dengan Roy Marten (DINGINNYA HATI SEORANG GADIS), Cok Simbara (KEMBANG-KEMBANG PLASTIK-1978) dan Christine Hakim (PENGEMIS DAN TUKANG BECAK-1979), nama-nama yang sudah tidak asing di dunia perfilman Indonesia itu ternyata masih lekat dalam benak Lukman Sardi meski hal itu sudah puluhan tahun yang lalu.


Kenangan pun menjadi nyata saat Rudi Soedjarwo merangkulnya dalam film IN THE NAME OF LOVE untuk menjadi lawan main tiga pemain watak tersebut di atas.


"Aku sangat senang bisa main lagi dengan mereka – Roy Marten, Cok Simbara, dan Christine Hakim - bareng dalam 1 film lagi. Pernah main bareng ama mereka tapi dalam film yang beda saat aku masih kanak-kanak, makanya di sini aku merasa seperti reuni," ungkap anak pemain biola kawakan, Idris Sardi saat Press Screening film IN THE NAME OF LOVE di Plaza Senayan, minggu (06/04).


Kematangan perannya saat ini pun ia akui sebagai hasil menimba ilmu dari aktor-aktor senior seperti mereka, khususnya Christine Hakim yang sudah ia anggap sebagai ibu kedua dalam hidupnya.


"Dulu aku pernah berperan sebagai anak dari Ibu Christine, dan perasaan seorang anak tetap aku rasakan saat bermain lagi dengannya. Hal itu karena ia orangnya sangat baik, punya kharisma kuat, rendah hati, serta mengayomi tanpa menggurui," kenang Lukman Sardi.


"Secara ga sadar, langsung maupun tidak kita bisa menimba ilmu saat menjadi lawan main mereka," sambung aktor kelahiran 37 tahun silam yang mengaku sudah membintangi lebih dari sepuluh judul film tanah air.


Namun di balik kualitas aktingnya, ternyata ia masih menyimpan satu obsesi peran yang sampai saat ini belum terwujud. "Menjadi seorang cewek adalah obsesi dalam dunia akting aku yang belum kesampaian sampai saat ini, cewek ya bukan banci. Karena untuk peran itu kita harus berubah 180 derajat, dan itu merupakan tantangan terbesar bagi aku," pungkasnya. (kpl/ant)

Tidak ada komentar: