Minggu, 13 April 2008

Syuting 'JAKARTA UNDERCOVER', Lukman Sardi Babak Belur

Berperan antagonis dalam film terbarunya JAKARTA UNDERCOVER, Lukman Sardi banyak melakukan adegan pengejaran dan perkelahian yang sempat membuatnya babak belur.

"Adegan berantemnya gak dikoreografi, terserah kita saja, jadi kadang-kadang ada yang 'beneran'. Misal waktu adegan perkelahian dengan Luna Maya (aktris utama) gue sempat ditonjok beneran," kata Lukman yang ditemui seusai premier JAKARTA UUNDERCOVER di Djakarta Theatre, Rabu malam.

Selain adegan perkelahian yang memang nyata itu, adegan kejar-kejaran juga membuatnya kelelahan. "Adegan kejar-kejaran di jalan raya diulang empat atau lima kali. Sampai muntah-muntah segala," katanya sambil tertawa mengenang proses pengambilan gambar film produksi Velvet Films itu.

"Capek (main film ini). Capeknya kayak waktu main di (film) GIE. Di situ gue naik gunung yang capeknya sama," tutur bintang PESAN DARI SURGA itu.

Dalam film yang diangkat dari buku karya Moammar Emka berjudul sama itu, Lukman Sardi berperan sebagai Haryo, anak pejabat yang tidak sengaja melakukan pembunuhan di klub malam tempat Viki (diperankan Luna Maya) bekerja.

Secara tidak sengaja adik Viki menyaksikan pembunuhan tersebut dan membuat nyawanya serta nyawa kakaknya terancam karena Haryo tidak menginginkan adanya saksi.

Buku Moammar Emka itu sempat mengalami kontroversi karena menyajikan potret kehidupan malam Jakarta yang liar dan vulgar.

Namun film yang akan mulai beredar Rabu (22/3) di bioskop tersebut tidak semata-mata menyajikan kehidupan malam, tapi merupakan sebuah suspense thriller tentang sebuah pembunuhan.

Oleh karenanya, Lukman mengatakan bahwa orang-orang tidak seharusnya berprasangka bahwa film tersebut hanya akan mengumbar kehidupan malam (dalam film ditunjukkan tentang klub striptease) namun banyak nilai-nilai lain yang harusnya juga diperhatikan.

"Jangan berpikiran negatif dulu tentang film ini, masih ada nilai-nilai lain yang ingin disampaikan seperti persahabatan maupun keluarga," katanya.

"Jangan juga menilai seseorang dari luarnya saja. Orang-orang selalu berpikiran jelek tentang seorang penari striptease, tapi tidak seharusnya begitu," lanjut Lukman.

Lukman lebih menganggap bahwa kisah yang diangkat oleh JAKARTA UNDERCOVER adalah sebuah realita dari kehidupan kota metropolitan Jakarta. (*/erl)

Tidak ada komentar: